Jangan Pernah Melupakan Bahasa Daerah
Sebagai Pemuda yang berdarah Kota Besi asli. Saya turut prihatin dengan seni dan budaya kita saat ini, khususnya bahasa daerah. Banyak orang mungkin sudah tidak mengetahui bahasa apa yang digunakan Penduduk Sampit tempo dulu. Maka dari itu saya ingin mengingatkan agar dikemudian hari kita mengetahui dan mencegah lupa.
Bahasa Sampit adalah bahasa asli yang digunakan sehari hari masyarakat Dayak yang mendiami daerah Kec. Seranau, Baamang, Ketapang, Kota Besi dan sebagian kecil daerah Cempaga, Bagendang dan Samuda.
Bahasa Sampit hampir mirip dengan Bahasa Dayak Ngaju akan tetapi ada sedikit perbedaan, Karena Bahasa Sampit merupakan perpaduan antara Bahasa Dayak Ngaju dan Bahasa Banjar.
Beberapa Contoh Bahasa Sampit
Aku : Yaku
Kamu : Ikau
Kamu(Tua) : Dika
Kamu(kasar) : Sida
Iya: iyau
Tidak : Bare
Apa: een
Kenapa : Tameen
Kapan : parea
Bagaimana : kilau kueh
Boleh/ bisa: tau
Melihat : Manampayah/ manggete
Jelas : nyata
Terkejut : Tangkejet
Ber tamu dirumah orng/baelang : barusik
Bermalam dirumah orng : bamalem/maja
Melompat : manangkajok
Menyelam: maneser
Mengajak: mambahum
Duduk: munduk
Berdiri: mendeng
Jendela: biakan
Lantai : lanseh
Kemarin : bihin
Besok: dapit
Kepala: takolok
Telinga: pinding
Gigi : kasenge
Mata: mate
Baik: bahalap
Licin : haleyer
Mulus/lembut: malisen
Tubuh: konge
Bahasa Sampit kini jarang dijumpai di daerah Sampit itu sendiri, mungkin bisa ditemukan didaerah Baamang dan Ketapang bagian bawah atau penduduk yang mendiami bantaran sungai mentaya saja. Diakibatkan masyarakat asli sudah mulai menggunakan Bahasa Banjar dalam berkomunikasi sehari hari dan Juga akibat kawin campur dengan para pendatang, sedikit demi sedikit Bahasa Sampit mulai dilupakan, generasi tahun 90- an kebawah mungkin masih sering mendengar Bahasa Sampit bahkan bisa menggunakannya tapi sekarang bahasa tersebut sudah hampir jarang ditemukan di Sampit.
Bahasa Sampit masih bertahan di beberapa wilayah hingga saat ini. Yakni Desa Terantang, Desa Tinduk, Desa Batuah, Kota Besi, dan Desa Soren.
Contoh percakapan Bahasa Sampit
Dohong : tame'en bihin ikau bare barusik yaku wa, padahal yaku handak mambahum ikau mamisi si sawit. balaok wa kuan elen. datuh2 kilau penang mu te laok behau.
Adui: bare kapanan yaku barusik ikau wa, tam haban aku ah. Garayang garuyung bahimat mota yaku. Bare karuan tampuh asa ah.
Arti dalam bahasa banjar
Dohong: kenapa ikam semalam kada belang kerumah ku. Padahal aku handak membawa ikam meunjun disawit.ujar beiwak.ganal ganal kaya pegalangan tangan iwak haruan
Adui.: kada ku kubaran belang ikam wa ae. Anu eh aku pang garing ah. Melayang behimat muak aku.gelisah aku rasanya.
Semoga bermanfaat dan kalau ada yang kurang tolong ditambahkan.diakibatkan penulis masih keterbatasan ilmu.
Bahasa Sampit adalah bahasa asli yang digunakan sehari hari masyarakat Dayak yang mendiami daerah Kec. Seranau, Baamang, Ketapang, Kota Besi dan sebagian kecil daerah Cempaga, Bagendang dan Samuda.
Bahasa Sampit hampir mirip dengan Bahasa Dayak Ngaju akan tetapi ada sedikit perbedaan, Karena Bahasa Sampit merupakan perpaduan antara Bahasa Dayak Ngaju dan Bahasa Banjar.
Beberapa Contoh Bahasa Sampit
Aku : Yaku
Kamu : Ikau
Kamu(Tua) : Dika
Kamu(kasar) : Sida
Iya: iyau
Tidak : Bare
Apa: een
Kenapa : Tameen
Kapan : parea
Bagaimana : kilau kueh
Boleh/ bisa: tau
Melihat : Manampayah/ manggete
Jelas : nyata
Terkejut : Tangkejet
Ber tamu dirumah orng/baelang : barusik
Bermalam dirumah orng : bamalem/maja
Melompat : manangkajok
Menyelam: maneser
Mengajak: mambahum
Duduk: munduk
Berdiri: mendeng
Jendela: biakan
Lantai : lanseh
Kemarin : bihin
Besok: dapit
Kepala: takolok
Telinga: pinding
Gigi : kasenge
Mata: mate
Baik: bahalap
Licin : haleyer
Mulus/lembut: malisen
Tubuh: konge
Bahasa Sampit kini jarang dijumpai di daerah Sampit itu sendiri, mungkin bisa ditemukan didaerah Baamang dan Ketapang bagian bawah atau penduduk yang mendiami bantaran sungai mentaya saja. Diakibatkan masyarakat asli sudah mulai menggunakan Bahasa Banjar dalam berkomunikasi sehari hari dan Juga akibat kawin campur dengan para pendatang, sedikit demi sedikit Bahasa Sampit mulai dilupakan, generasi tahun 90- an kebawah mungkin masih sering mendengar Bahasa Sampit bahkan bisa menggunakannya tapi sekarang bahasa tersebut sudah hampir jarang ditemukan di Sampit.
Bahasa Sampit masih bertahan di beberapa wilayah hingga saat ini. Yakni Desa Terantang, Desa Tinduk, Desa Batuah, Kota Besi, dan Desa Soren.
Contoh percakapan Bahasa Sampit
Dohong : tame'en bihin ikau bare barusik yaku wa, padahal yaku handak mambahum ikau mamisi si sawit. balaok wa kuan elen. datuh2 kilau penang mu te laok behau.
Adui: bare kapanan yaku barusik ikau wa, tam haban aku ah. Garayang garuyung bahimat mota yaku. Bare karuan tampuh asa ah.
Arti dalam bahasa banjar
Dohong: kenapa ikam semalam kada belang kerumah ku. Padahal aku handak membawa ikam meunjun disawit.ujar beiwak.ganal ganal kaya pegalangan tangan iwak haruan
Adui.: kada ku kubaran belang ikam wa ae. Anu eh aku pang garing ah. Melayang behimat muak aku.gelisah aku rasanya.
Semoga bermanfaat dan kalau ada yang kurang tolong ditambahkan.diakibatkan penulis masih keterbatasan ilmu.
Komentar
Posting Komentar